Jumat, 23 Desember 2011

MASYRAKAT SULTRA PERLU SIAGA TERHADAP VIRUS HIV/AIDS


    Dalam memperingati hari AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember, salah satu organisasi FKIP-Unhalu yaitu Lingkar Studi Ilmiah dan Penalaran (LSIP) bekerjasama dengan lembaga Komisi Penanggulangan Aids (KPA) kota Kendari mengadakan pertemuan di Aula FKIP-Unhalu. Pertemuan tersebut dihadiri oleh dua orang narasumber dari dua lembaga yang berbeda yaitu dr. Rahminingrum.M.Kes saat ini menjabat sebagai sekretaris KPA kota Kendari dan Dr. Abdul Halim Momo, MA, sebagai salah satu dosen FKIP serta sebagai kepala administrasi pasca sarjana Unhalu.Dalam pertemuan tersebut, dr. Rahminingrum.M.Kes menyatakan bahwa masyarakat Sultra mulai saat ini sudah harus memproteksi diri terhadap perkembagan virus HIV/AIDS, sebab saat ini Sultra bukan lagi daerah yang bebas dari virus  yang mematikan itu. Pasalnya, setelah pemerintah kota mengadakan sosialisasi di beberapa tempat, kini telah mencatat sekitar 51% positif telah terjangkit virus HIV/AIDS diantaranya seorang balita telah terjangkit dari ibunya. Ketika mencoba melakukan penelusuran melalui jalur internet, berhasil menemukan informasi dari Lembaga Advokasi HIV/AIDS (LAHA), menyatakandari hasil pendataan selama empat bulan pada tahun 2010 saat ini penderita HIV/AIDS Sultra mencapai 105 orang. Adapun temuan penderitanya di Sultra yaitu dari Kabupaten Wakatobi 4 kasus, Kota Kendari 2 kasus, Kabupaten Muna 2 kasus, dan Kabupaten Buton 2 kasus.  Dari data-data tersebut merupakan sesuatu hal yang sangat mengkhawatirkan melihat penderita virus HIV/AIDS bukan hanya berasal dari kalangan dewasa saja, tetapi cukup banyak penderitanya dari usia anak-anak hingga ada yang masih usia balita.

    Dr. Rahminingrum.M.Kes menyampaikan bahwa penularan virus HIV/AIDS disebabkan oleh beberapa faktor yaitu melalui hubungan seks bebas baik berbeda jenis kelamin maupun sesama jenis kelamin, melalui jarum suntik yang digunakan secara bergantian pada pemakai narkoba, melalui ibu hamil kepada bayinya, melalui operasi dengan alat-alat kedokteran yang tidak steril ( kemungkinan sangat kecil), dan melalui transfusi darah (kemungkinan sangat kecil). Disamping itu ia menambahkan bahwa virus HIV/AIDS hanya hidup di empat cairan tubuh manusia yaitu darah, cairan vagina, cairan sperma dan pada Air Susu Ibu (ASI). Oleh karena itu virus mematikan tersebut dapat menjangkiti pada siapa saja.

    Melihat mayoritas penderita HIV/AIDS menempati posisi teratas yaitu pada usia produktif antara 20 sampai 39 tahun, tentunya pada rentan usia ini masuk pada kelompok dewasa atau mahasiswa, maka Dr. Abdul Halim Momo, MA, turut menambahkan bahwa untuk menghindari virus berbahaya ini tidak hanya sampai batasan eksternal saja, tetapi secara internal juga, dalam hal ini perlu adanya penanaman kesadaran terhadap setiap individu diantaranya dengan membangun pemikiran dan lingkungan yang positif, bergaul dengan teman yang positif serta membangun kecerdasan intelektual maupun emosional.